Pendopo

Aku selalu dibangunkan oleh bunyi alarm telpon genggam yang selalu kuletakkan di dekat tidurku, waktu masih pagi, ya sekitar pukul 6. Atau kadang aku terbangun juga oleh telpon dari teman. Yang dibicarakan kadang hal-hal yang penting tapi juga hal-hal sepele. Pembicaraan pun selalu kubatasi agar tidak kemana-mana. Dan selalu kututup dengan gurauan atau ucapan yang menyenangkan.

Dengan sisa kantuk yang menggelayut, aku bergegas ke kamar mandi. Mandiku cuma sebentar, sebab aku bukan jenis perempun yang suka menikmati mandi.

Selesai mandi, aku memilih baju yang aku kukenakan. Untuk hari-hari kerja, aku selalu mengenakan blazer yang warnanya selalu aku sesuaikan dengan warna sepatu, tas, syal atau properti lain yang pagi itu kupakai. Aku menyukai warna gelap, yang menyiratkan keteduhan dan kesederhanaan namun tetap berkesan elegan dan menarik.

Turun dari lantai dua, aku menuju meja makan. Pembantu di rumah sudah menggelar menu sarapan, mulai dari jus pepaya, sari kacang hijau, susu coklat, teh hangat, roti atau nasi goreng dengan taburan udang yang menerbitkan selera. Biasanya, aku memilih menu ringan: roti, susu coklat dan sari kacang hijau cukup untuk menopang stamina. Aku juga sering minum suplemen.

Sambil makan, aku membaca agenda kerja yang selalu di print-kan oleh sekrearis. Dan tak lupa aku selalu membaca beberapa koran: kusambar berita-berita tentang ekonomi dan berita terhangat hari itu. Berita-berita politik, sosial, budaya dan lainnya kubaca setelahnya. Di rumah aku berlangganan beberapa koran, Kompas, Bisnis Indonesia dan Investor Daily, juga majalah Tempo dan Femina. Dikantor dilanjutkan dengan membaca Asian Wallstreet Journal, the Economist, Business Week, Kontan dan lainnya.

Begitu selesai makan, aku langsung menyiapkan segala sesuatunya, berbagai kerjaan kantor yang kerap kukerjakan dirumah. Sementara, dari luar kudengar deru mesin mobil yang sedang dipanasi sopirku. Tepat pukul 07.30 aku berangkat ke kantor. Jalan ke kantorku kutempuh dalam waktu 20 menit, jarang macet, akibat konsep 3 in 1 itu.

Dikantor, waktu seperti terbang dengan cepatnya. Meeting, rapat, dan mengerjakan ini itu. Beragam yang kukerjakan bersama tim. Semuanya menyenangkan, penuh tantangan dan mengasyikkan. Aku selalu antusias dan berpikiran positif dalam apapun yang kukerjakan. Kurasa itu bekalku menjalani hari-hariku didunia profesional.

Keluar dari kantor, hari sudah larut malam. Bila tidak ada dinner meeting, aku biasanya pulang lewat 10 malam. Kelelahan merambati tubuhku, tapi tak terlalu kurasakan. Bahkan seluruh rasa capekku hilang bila mengingat bahwa hari ini aku sudah menyelesaikan banyak hal. Di sini, sering kurasakan bahwa bekerja bukan semata-mata mencari reward, tapi yang utama adalah aktualisasi diri: kita mendapatkan apresiasi atas berbagai potensi kita. Reward atau apresiasi finansial lebih kupahami sebagai akibat.

Sepulang dari kantor aku jarang keluar malam, apalagi dugem. Waktu, lebih banyak kugunakan untuk ‘reriungan’ dengan keluarga: bapak-ibu. Kami selalu ngobrol ngalor-ngidul, cerita hal-hal yang ringan dan lucu. Dan kami pun tertawa bersama. Itulah salah satu keindahan dalam hidupku.

Sisa waktu lainnya, kugunakan untuk membaca atau membuka internet untuk meng-update informasi. Sering juga aku membaca novel-novel asing misalnya karya John Grisham atau karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Aku juga senang membaca buku-buku motivasi, yang selalu membuatku lebih bersemangat dalam situasi apapun.

Sabtu dan Minggu aku libur. Namun biasanya Sabtu aku tetap ke kantor, menyelesaikan berbagai hal yang tak sempat kukerjakan di minggu itu. Bisa disebabkan dalam minggu itu aku dinas keluar, atau penugasan-penugasan lainnya. Di akhir pekan, aku selalu eat-out dengan bapak-ibu. Aku selalu terharu, kebahagian orang tua yang sudah sepuh sangatlah sederhana: spending time bersama anaknya. Selebihnya, aku ke salon, belanja di mall, atau bertemu kawan-kawanku. Kalau jengah dengan kehidupan kota, aku sering pergi ke pantai atau tempat-tempat yang meneduhkan lainnya.

Lewat sudah satu minggu….