
Aku suka sekali memandang sungai, terutama mengamati gerak arus airnya. Betapa setianya air di sungai itu. Ia selalu mengalir menuju muara dan akhirnya sampai di lautan. Bagiku, hidup ini juga seperti air sungai: mengalir. Namun tidak sekadar menjalani rutinitas, tapi mengalir dinamis. Sebab, hidup ini bukan jalan lempang, tapi penuh tanjakan, tikungan dan kelokan.
Dinamika kehidupan, selalu menyodorkan tantangan sekaligus passion buat menjawabnya. Ini membutuhkan manusia-manusia gagah, tahan banting dan kesetiaan terhadap nilai yang dipilih. Dinamika kehidupan tidak membutuhkan kecengengan yang justru melemahkan jiwa.
Dalam dinamika kehidupan, kata seorang teman karibku, manusia harus bersikap kejam pada diri sendiri, tetapi tidak kejam pada orang lain. ‘Kejam’ bisa jadi dianggap sebagai kosa kata yang garang. Tapi, kejam di sini lebih bermakna sebagai sikap tidak mengasihani diri sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan prinsip hidup, idealisme, harga diri dan martabat.